Rabu, 23 Oktober 2013

PERKEMBANGAN FITUR-FITUR PADA HEADUNIT HINGGA BERSOFTWARE ROBOT IJO


Head unit, atau unit utama yang membaca sinyal analog dan atau digital dan diartikan menjadi suara di speaker, sekarang merupakan salah satu perangkat yang seakan wajib dimiliki di sebuah mobil. Bahkan pada beberapa situasi, head unit bisa menjadi pembeda kasta mobil (mobil angkutan atau mobil penumpang ).

Bagaimana sejarah Head Unit?


Dari beberapa literatur yang nubie pelajari, nubie menyimpulkan bahwa umur sejarah dari "head unit" itu sendiri sama tuanya dengan umur mobil produksi massal. Tapi tentu saja, head unit (HU) pertama yang diciptakan tidak secanggih HU masa kini.. Jauh dari itu.


Salah satu mobil komersil pertama yang dijual secara massal yang paling terkenal adalah Ford Model-T (secara teknis bisa disebut merupakan genesis layout mobil massal hingga masa kini), dan pada masa Model-T pula "HU" mulai terkenal. "HU" yang terkenal berkat Model-T ini diciptakan oleh Motorola (basically father of all mass communication peripherals) dalam bentuk radio AM. Mengenai tahun, berdasarkan literatur hanya disebutkan tahun 1930-an...

Bentuk Radio Motorola 1930:

motorola 1930 AM.jpg

Catatan yang menarik dari radio pertama yang ditempel di mobil ini adalah di harganya. Saat itu radio Motorola ini merupakan radio portable pertama yang rangkaiannya didesain khusus untuk digunakan di Model-T, dengan desain yang cukup rumit untuk masanya. Sehingga, radio Motorola ini hanya bisa dimiliki oleh orang-orang kaya saja, karena harga dari radio ini kira-kira setengah harga Model-T sendiri. Dan tentu saja, radio Motorola ini pada masa itu merupakan salah satu simbol status seseorang.


Sejalan dengan waktu, teknologi makin berkembang, dan... (classic..) car radio pun makin terjangkau. Motorola tetap memimpin pasar hingga 2 dekade kemudian, hingga akhirnya Blaupunkt menciptakan radio mobil pertama yang bisa menangkap siaran FM (1952) yang bernama Blaupunkt Ideal A520, meskipun FM belum populer pada saat itu.. Pada era ini, Blaupunkt dianggap berhasil merepresentasikan head unit yang sempurna untuk mobil, sehingga 520 ini kemudian menjadi patokan desain HU-HU berikutnya.
Blaupunkt

Attachment:
Blaupunkt Ideal A520FA FM.jpg

Pada 1955 juga, Chrysler menciptakan HU Record player, yaitu HU yang bisa memainkan piringan dari keramik diatas turntable yang berisikan 6 lagu. Mekipun pada akhirnya gagal, karena selain mahal, Record player mudah rusak karena guncangan, akan tetapi desain Chrysler ini merupakan genesis dari CD-player Head Unit modern.

Chrysler:

 Chrysler Record Panel.jpg

Berangkat ke era 60-an, tepatnya era muscle cars, Ford dengan gigih memasarkan 8-track audio, yaitu semacam media berbentuk kaset. 8-track radio sendiri pada masa itu merupakan teknologi baru yang tidak terlalu populer, karena selain mahal, juga kurang reliabel.. Tetapi memang merupakan media musik paling portable pada masanya. Ford juga merupakan jajaran depan yang memperkenalkan sound system "stereo" yaitu speaker di pasang di kabin depan dan belakang. Format ini akhirnya diikuti oleh produsen mobil yang lain agar bisa mengejar kesuksesan Ford.


Tahun 70-an, lagi-lagi tercatat karena Ford yang mempopulerkan head unit cassete. Meskipun pada masanya masih kurang populer, dan teknologi cassete masih belia sehingga head unit produksi awal-awal sempat mengalami error berupa jamming, tetapi berkat kerjasamanya dengan produsen kaset seperti BASF dan TDK, tidak menghentikan langkah Ford untuk menggunakan format ini sebagai standar baru audio mobil.


Pada tahun 80-an, ketika cassette merajalela di pasaran home dan car audio, produsen mobil lagi-lagi bergerak radikal dengan mulai mengimplementasikan CD-player di varian top-of line mereka. Padahal pada masa ini CD player untuk home saja masih jarang, dan hampir mustahil melihat kemungkinan CD player bisa mengambil alih kesuksesan cassette. Hal ini yang kemudian menyebabkan teknologi CD berkembang secara stagnan.. Hingga akhirnya juga keluar mini-CD dan MD yang juga dibuat versi head unitnya.. Pada era ini cassette terus menerus mendominasi pasar hingga satu dekade kedepan, dan sebutan "tape" untuk HU mobil mulai menjadi tren, padahal sebenarnya tape sendiri adalah cassette.


Tahun 90-an, dengan advertising yang gencar dan pergerakan di dalam dunia home audio, CD player semakin meraih dominasi di Car Audio. Siap tidak siap, versi low end dari mobil-mobil komersial mulai dipasang CD player sebagai standar, meskipun di banyak mobil ada multi reader HU (cassette+ CD player). Di tahun 90-an ini pula mulai menjamurnya head unit aftermarket dari berbagai merk elektronik, dan HU dari Jerman dan Amerika yang tadinya merajalela mulai tergeser dengan kedigdayaan Jepang. Disini juga dimulainya standarisasi ukuran head unit (1-din dan 2-din) yang berlaku secara universal. Di akhir 90-an juga dimulainya kepopuleran head unit DVD dan layar motorized (multimedia).


Era tahun 2000 disaat semua orang berpikir bahwa teknologi head unit tidak bisa berkembang lagi, BMW mematahkan anggapan itu dengan head unit i-Drive. i-Drive adalah sebuah sistem multimedia terintegrasi yang dapat memutar lagu dengan menyimpannya di hardisk. Dan tiba-tiba, HU seperti mendapatkan quantum leap dari perkembangan yang memakan waktu sepanjang dekade menjadi hanya tahunan. Mengejar sistem entertainment dan informasi, banyak produsen HU yang mulai mengaplikasikan GPS sebagai fitur standar, lalu telepon built in car yang tadinya menggunakan kabel mulai digantikan bluetooth dan terkoneksi dengan headunit, dan setelah era iPod, seakan hampir semua HU memiliki interface interkoneksi USB . Hingga menuju 2010, semakin bebasnya persaingan di pasar ini bahkan produsen dari China berusaha mengambil porsi dengan produksi HU yang murah tetapi berfitur banyak.


Era 2010-an ditandai dengan diakuinya era cassette HU berakhir. 99,9% mobil komersial sudah menggunakan CD player.. Tapi, bagaimanakah bentuk dan aplikasi HU pada era ini?... Beberapa produsen sudah memberikan gambaran acuannya :


HU Era 2010-an
Dari sejarah, ada fakta yang cukup menarik dari perkembangan HU. Apakah itu? Fakta menarik tentang HU adalah, sejak pertama kali di aplikasikan di mobil, syarat HU adalah harus merupakan statement dari mobil dimana HU itu dipasang. HU, secara simbolis, adalah deskripsi dari kasta sebuah sebuah mobil. Disebuah mobil yang memiliki kasta tak tertandingi seperti Rolls Royce, atau mobil yang sengaja diciptakan sebagai benchmark teknologi mobil seperti S-class, HU yang terpasang wajib memiliki teknologi mutakhir terkini, tidak peduli seberapa besar, atau seberapa mahal teknologi itu bisa diaplikasikan kedalam HU. Perkembangan HU tidak berpatokan pada tren, atau batasan teknologi, tetapi HU wajib lebih maju daripada keduanya.


Memang pada dekade lampau pada akhirnya aplikasi HU mutakhir setelah menjadi showcase dalam kasta mobil yang tinggi, akan membutuhkan beberapa tahun untuk dapat diaplikasikan ke kasta yang menengah ke bawah karena menunggu teknologi yang lebih stabil dan efisien sehingga dapat dijual dengan harga lebih terjangkau. Akan tetapi, pada era ini ada sesuatu yang berbeda dibanding era-era sebelumnya. Pada masa kini, produsen aftermarket berlomba-lomba untuk berinovasi dalam kancah aplikasi fitur dan teknologi HU, sehingga hasilnya dapat membuka peluang mobil kasta menengah kebawah untuk memiliki fitur yang sama canggihnya dengan mobil kasta tinggi.


And fortunately, that is what happening now. Ketika Audi mulai mengembangkan system ICE dengan kapabilitas internet browser, tahun berikutnya Nissan mengaplikasikan internet browser HU ke produk menengah nya (di Indonesia ada di Juke). Ketika Lexus mulai mengembangkan sistem central command menggunakan mouse pad, Kenwood memulai mengaplikasikan capacitive touchsreen yang lebih intuitif. Bahkan sekarang produsen aftermarket sudah melangkah lebih jauh.
Beberapa produsen dari Korea dan China sudah mulai menyerang pasar dengan HU LCD yang memiliki OS Android. Dimulai dari OS Eclair, HU pertama yang diluncurkan AVT langsung support slide and touch. Di dalam HU tersebut juga support software navigasi dan browser, yang tadinya fitur ini hanya ada di mobil mewah. Saat ini HU yang memiliki OS android sudah sampai ke Gingerbread, dan nampaknya kesulitan untuk mengembangkan ke OS yang lebih baru, resolusi maksimalnya pun masih WVGA, belum support HD, jadi kalau main file .MP4 yang 720P dan 1080P jadi di downscale.
AVT AN6B01 Android

AVT Android AN6B01.jpg

Serangan Korea dan China ini cukup membuat gentar produsen Jepang. Untungnya, penggunaan OS android di HU ada kekurangan yang fatal, yaitu loading screen yang sangat lama (kira-kira 30 detik dari kondisi mati), dan system yang tidak seamless. Sehingga produsen Jepang bergerak lebih cerdik. Dimulai oleh Pioneer, yang meluncurkan paket software dan hardware yang bernama Appradio. Appradio adalah aplikasi cerdas yang ditujukan untuk pengguna iPhone (baru iPhone saja), yang dapat me-mirror kan tampilan di layar iPhone ke layar HU. Kecerdasan Appradio ini ditunjang dengan layar yang full capacitive, meskipun belum HD juga. Beberapa app di iPhone yang di support oleh Appradio antara lain Maps, Navigation, Contacts, Gallery dan Music. Pada pengembangan berikutnya (Appradio 2) ada beberapa software aftermarket seperti games yang bisa di mirror ke layar HU. Kelebihan Appradio ini adalah koneksinya lebih seamless, dan memiliki potensi yang tidak terbatas (even ketika HU Pioneer nya tidak ada navigasi built in, bisa buka navigasi di iphone dan ditampilkan di layar HU). Kekurangannya tentu butuh banyak pengembangan agar mirroring nya lebih banyak dan lebih sempurna, sehingga butuh waktu lama. HU Pioneer inipun sudah ada yang hadir di Indonesia yang support Appradio 1, yaitu Pioneer seri 8450 (belum capacitive).

Pioneer 8450, sebagai HU pertama Pioneer yang support Appradio 1:

Pioneer 8450 Appradio 1.jpg

Melihat kesuksesan Appradio, nampaknya membuat Sony merasa gerah. Sebagai punggawa Google Android, Sony merilis software MirrorLink yang mulai di aplikasikan di HU keluaran terbarunya yaitu 601BT dan 701HD. Kelebihan MirrorLink dibanding Appradio adalah, selain memiliki kapabilitas mirroring iPhone, juga bisa mirroring Android, dan Windows mobile. Kekurangannya adalah, tidak seamless, dan pilihan app nya masih sangat terbatas untuk konsep awal sebuah software. Baru bisa memainkan Nav, contact dan music. Khusus untuk Sony ini belum di rilis di Indonesia, tinggal tunggu tanggal mainnya untuk komparasinya dengan Appradio.

Sony XAV-701HD support MirrorLink untuk Android dan iPhone:

 Sony 701HD MirrorLink.jpg

Selain konektifitas OS, beberapa tren lain yang akan menjadi hit era ini adalah interkoneksi antara kendaraan. Dengan banyaknya social media yang diinstall di HU dan juga browser, hal ini akan memberi kesempatan bagi produsen untuk membuat sebuah wadah khusus yang dapat membuat antara mobil satu dan lainnya dapat berkomunikasi. Hal ini sudah dikembangkan beberapa tahun lalu oleh Toyota (software seperti foursquare sehingga kita bisa tau dimana letak teman-teman kita yang menggunakan kendaraan yang memiliki software ini, dan bisa chat antara satu sama lain via message in car), dan kini dikembangkan lebih jauh oleh Ford (dibidang security, mengirimkan sinyal ke mobil yang berada beberapa ratus meter didepan agar mengetahui lokasi kendaraan kita sehingga pengemudi lain lebih aware).

Selain itu, akan terbuka juga kemungkinan produsen aftermarket untuk media informasi kendaraan, seperti tire pressure monitoring system (TPMS), oil pressure monitoring system, dll dsb. Cukup dengan modul khusus yang ditanam di pentil ban dan di ruang mesin. Selain itu Alpine sudah mulai mengeluarkan hardware dan software berupa HU yang support 5 kamera yang bisa diletakkan disekeliling mobil (bumper depan, bawah spion kiri kanan, di atas bagasi, dan di bumper belakang), meskipun sementara hanya dibuat khusus untuk Alphard/Vellfire.
Alpine Camera

Alpine HCE-C500x5.jpg

Ada kemungkinan lain tren HU yang akan menjamur yaitu HU yang support resolusi tinggi (minimal Full HD 1080P), dan juga support prosesor suara untuk surround sound. Selain itu dengan semakin banyaknya HU dengan SD card reader hingga 8 Gb saat ini ada kemungkinan besar bahwa akan ada HU aftermarket yang menggunakan flash memory built in, dan juga memiliki kapabilitas untuk memainkan file film hig-def seperti matroska atau mp4. Dan pastinya akan ada waktunya HU mendukung semua OS mobile seperti iOS, Android, dan Windows Mobile.


Adapun resistensi untuk pengembang aftermarket menelurkan produk baru yang revolusioner, dan permasalahan utamanya adalah semakin menjamurnya integrated ICE di mobil keluaran terbaru. Bahkan mobil sekelas Mazda2 saja sudah memiliki integrated ICE dengan fitur cukup lengkap. Kita tinggal berharap bahwa pengembang seperti Pioneer Appradio, Sony MirrorLink, dan Alpine Camera System tidak takluk akan keadaan.


download (6)

Setelah kita tahu sedikit sejarah lahirnya head unit atau audio mobil yang tidak bisa lepas dari kelahiran radio. sekarang kita akan melihat tren sistem audio atau lebih tepatnya audio-video ke depan.
Seiring dengan perkembangan teknologi Audio peran tape mulai digantikan oleh keping CD, MP3 ataupun DVD. Bahkan Audio yang telah dilengkapi dengan port usb dan koneksi nirkabel telah menjadi salah satu senjata untuk jualan mobil. Masuknya teknologi Video membuat kemampuan Audio Video mobil meningkat.
Intregrasi beberapa fungsi tidak berhenti disitu. Sekarang ini head unit juga sudah diintregrasikan dengan sistim navigasi, camera parkir, bahkan sudah tersambung ke internet.
Perkembangan ini tidak lepas dari perkembangan operating sistem (OS) Android yang lahir dari perangkat HP. Ambisi besar Google sebagai pemilik Android, tidak saja ingin mengusai OS smartphone, tetapi menguasai semua peralatan elektronik dan automotiv. jangan kaget kalo semua barang elektronik seperti lemari es, mesin cuci ac dll terintegrasi menggunakan perangkat lunak Android.
Kembali ke Audio atau head unit, invasi robot ijo sudah mulai menjangkaunya. Seperti apa yang dilakukan Clarion melalui seri Clarion AX1 yang telah berotak Android. Clarion AX1 seperti smarphone yang dibenamkan ke dasbor mobil.
Perhatikan saja spesifikasinya, layarnya saja sudah menggunakan capacitive multitouch panel 6,5 inci, dengan resolusi full HD. Semua aktifitas yang biasa dilakukan di smartphone dapat dilakukan juga disini seperti browsing, melihat youtube, cek email, mengunduh aplikasi atau lagu.
Clarion AX1 juga sudah menyediakan aplikasi GPS, slot microSD, 2 port USB dan siap untuk dihubungkan dengan ponsel android maupun iphone. Namun sayang Head unit yang dilengkapi prosessor ARM Cortex A8 core 800Mhz dengan ram 1 GB ini belum dilengkapi slot sim card. Sehingga untuk koneksi masih membutuhkan jaringan WiFi.
Seri OS yang ditanam pada Clarion AX1 mesih versi Gingerbread dengan alasan paling cocok dengan head unit yang harus mampu menahan panas mobil saat mobil diparkir. Satu hal yang membedakan dengan smartphone adalah khusus untuk Clarion AX1 untuk mengunduh aplikasi tidak menggunakan Google Play melainkan dari app garage. Clarion untuk saat ini telah menyediakan 3 ribu unit yang dibandrol dengan harga 5,8 juta rupiah.
Bukan tidak mungkin kedepan pabrikan mobil tidak menyediakan head unit namun hanya akan menyediakan dock untuk menaruh tablet atau smartphone dan secara otomatis akan terkoneksi sistem audio mobil atau bahkan bisa membaca atau mendeteksi kerusakan mobil.


Sumber :
http://www.serayamotor.com/diskusi/viewtopic.php?f=4&t=16790

http://motorekblog.com/evolusi-audio-mobil-saat-android-meng-invasi-mobil/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar